Kumpulan Puisi Islami - Puisi Puisi Tentang Islam Yang Menyentuh Hati
Kali ini ada kumpulan kumpulan puisi islami yang bisa menyentuh hati, semoga bisa mengingatkan kita akan kebesaran Alloh. Agar kita selalu ingat kepada Alloh, senantiasa mengingatnya dan selalu menyebut nyebut namanya. Melalui puisi puisi ini semoga bermanfaat bagi kita semua.
Sangat mulia
Meraka merawat menghidupimu
Membesarkan
Engkau cuma mau
Air manis pengikat hati
Sungguh berat beban itu
Sungguh mulia kalau engkau muliakan
Sungguh hina kalu engkau durhaka
Sungguh pantas penghargaan sejati
Dari sang maha suci
Surga mengalir
Dari sela kali Ibu yang suci
DI HARI ITU
Dihari itu
Kan datang saatnya
Diterpa seruling isrofil
Manusia bagaikan kapas dan, kerikil
Bersantapan.....
Manusia kebingungan
Tak tahu kemana menyelamatkan
Manusia tidak mampu
Lari dari kenyataan
Banyak pecundang
Menawarkan kebaikan pada sang Tuhan
Tetapi.....
Tak ada harapan
Gunung besar beterbangan
Menindih manusia kepincangan
Hancur lebur sang alam
PIKIRAN KOTOR
Engkau coba kelabuhi
Diriku yang sedang merenung
Dengan imbalan kepuasan
Impian sebentar
Kenikmatan sesaat
Itu yang kau upamakan
Engkau akan takluk
Mati dan terpedaya
Itu imanmu kalah
Engkau menjauh
Menantang dan mengusir
Itu imanmu yang mendekat
KARUNIA
Jika kawan menerawang
Tentulah kawan terbang
Atas nukmat dari tuhan
Mengalir baik air gunung, ditepi jurang
Berlabuh deras
Diantara bantuan cadas
Cobalah tuan pikirkan
Karunia dari tuhan
Tanpa bosan
Tuhan memberikan
Namun kawan lari dari kenyataan
Cobalah anda membuka diri
Pasti anda tahu diri
Pencuri pun.....
Masih dikasih hati
Padahal....
Yang lari dari kenyataan
Yang selalu menabur benih kedosaan
Puisi Islam Selanjutnya
GURU (PUISI TENTANG PAHLAWAN GURU)
Pengabdianmu sungguh menyatu
Bersama langkah perjuanganmu
Membasmi orang tak berilmu
Guru Oh Guru....
Kemana pergi keberkahan bersamamu
Engkau sungguh pahlawan bangsa
Menjadikan manusia selamat tipu muslihat
Guru....
Pantas engkau menyandang gelar
Karena berbagai gelar engkau yang menggelar
Tapi,... alangkah bodohnya kita yang selalu mengina
Membesarkan kepala, membusungkan dada
Berjalan congkak, membohogni otak
Padahal...
Belia pahlawan rakyat
Dan golangan orang yang munajat
Menyelamatkan orang orang sesat
KEBESARAN Al-QURAN (PUISI TENTANG AL QURAN)
Al Quran
Firman sang Tuhan
Bagi Manusia yang membutuhkan
Di dalamnya tersirat segala pedoman
Di dalamnya tersirat segala alunan sajak
Siapapun pasti tak beranjak
Kala kita membaca
Siapapun pasti beriman
Kalau tahu isi kandungan
Siapapun pasti terpesona
Mendengarkan alunan berkumandang
Al Quran menunjukan jalan
Dari orang yang malang
Untuk mengabdi pada tuhan
Pasti datang kebahagiaan
Yang dijanjikan
Dari sang Tuhan Yang Maha Penyayang
EMANSIPASI
Kodrat tetap nyata
Namun ide boleh berbeda
Tatkala wanita berkerudung api
Sungguh sejati bibir yang memerah
Badak pipi bertaburan
Wanita ya wanita
Pembawa ketentraman bagi rumah tangga
Tapi ada yang harus di ingat
Perjuangan jangan terlambat
Ikut membasmi makukan maksiat
Dari orang laknat
Tanggung jawab memikul di pundak
Wanita.....
Anda harus bangkit
menyatu dengan orang jantan
Menuju perbaikan zaman
SUARA MAYAT (PUISI TENTANG JERITAN SIKSA KUBUR)
Jeritan si bangkai dalam tanah
Menahan sakit yang parah
Yang tiada terkira
Yang belum terlihat olah mata
Yang belum terdengar oleh manusia
Suara mayat terdengar memilukan
Oleh sekelompok semut dalam tanah
Bangkai tercambuk menakutkan
Yang belum sempat di sucikan
Penghuni tanah yang basah lembab
Menyesal...
Namun sesalpun tiada guna
Bunga kerimbunan berguguran
Berduka atas penghuni kesepian
Yang selalu dalam kegelapan
Tiada sinar yang menerangkan
Serat serat pohon merasakan
Betapa dahsyatnya siksaan tuhan
PUISI TAKDIR (PUISI TENTANG TAKDIR)
Kuterlahir tanpa dosa
Berangkat dari kesusahan
Kutertindas oleh perasaan
Mengambang menyatu
Kutertakdir seorang diri
Memerangi nafsu sendiri
Susah payang kuterjangi
Itulah takdir
Kumerasa tidak mampu menghadapi
ujian menghantam
Ketanangan mengobrak abrik
Kutak ingin tertakdir kembali
Aku ingin kembali ke jalan illahi
Menyatu, Menyapu
Keterhantui atas takdirku
KEKUASAAN TUHAN (PUISI TENTANG TUHAN)
Terbentang langit di cakrawala
Terhias bintang gemerlap di atas kepala
Lampu terang tanpa berawan
Lampu terang tanpa kesulitan
Menerangi malam kesunyian
Dengan sekejab mata kau jadikan
Dimana langit dan bumi terpenuhi
Segala apa yang engkau cari
Namun......
Oleh manusia serakah
Yang selalu menadahkan upah
Sang pencipta jagad raya
Manusia licik berterbangan
Mencari hakekat kehidupan
Tapi sayang......
Mereka lupa tutur kata ulama'
Dzolim pada sang Kuasa
Padahal......
Engkau pencipta segala
Yang Tanpa,,,,
Susah payah semata
PENGABDIAN (PUISI TENTANG SEBUAH PENGABDIAN)
Wajah tertunduk sedih bertatap malu
Membayangkan lumpur dosa yang lalu
Disuatu hari yang penuh liku liku
Kuterjang hari hari kemaksiatan
Menindas kearifan ditengan keasyikan
Kuterjerumus kelembah kenistaan
Aku malu....
Kutak kuasa mengankat pengabdian
Gelombang dosa menyantab perahu
Perahu membisu
Kurangkai dengan susah payah bangkit
Menyatu
Kuhilangkan terjalan
Wajah penuh dosa, lesu, bersimpu
Menerobos jurang jurang kerakusan
Pengabdian menyantab manusia setan
Pengabdian membawa arus kesucian
Ingin kemurnian hati
Bersama hawa yang menyejukan nurani
PUISI TENTANG NERAKA
Panas menghunus
Manusia terletak tak berdaya
Merintih sakit panas membara
Menyesal tiada arti
Berbaik tiada guna
Hati mati tanpa di sadari
Terjerumus rayuan setan
Sang iblis menari
Menyebarkan kepalsuan
Menari menyuguhkan kepalsuan
Disangka kesenangan
Namun akhirnya kesakitan
Penjaga murka membara
Membuang bahan bakar membara
Wajah bengis tanpa rasa
Tiada ampun tiada kata
Manusia bergelimit cari hati
Hilang musnah hati berduri
Kesengsaraan manusia panas terasa
Darah, nanah santapan manusia
DARAH BIRU
Darah biru....
Hanya karena istilah itu
Derajat manusia jadi layu
Tetapi ....
Darah biru cuma merayu
Bagai menawarkan songkok baju
Aku termangu
Mengapa istilah itu semakin membantu
Padahal.....
Darah biru bahasa baru
Dari golongan orang seru
Darah biru disanjung rakyat
Walaupun sampai pada hari kiamat
Orang semakin sesat kena perangkap
Tak mungkin terobati oleh jeritan rakyat
Karena orang ingin selamat
Dari golongan orang melarat
AKU
Andaikan saja aku
Datang waktu padaku
Tak mungkin mereka mampu
Membalut lukaku
Aku manusia jalang
Dari kumpulan orang bujang
Tapi jangan anggap
Aku tak mampu
Membalut kesedihan mu
Lalu apa bedanya engkau dengan hantu
Yang sering kau kutuk itu
Aku tetap bangkit
Kau tetap melejit
Biar mereka membenciku
Aku tetap pada karirku
Sampai pada akhir penderitaanku
CINTA ALLOH
Sinar kemilau menyentuhku
Ketika aku duduk terpaku
Mengagungkan nama Tuhanku
Seraya itu
Bisikan merdu bernada rayu
Mengajakku
Oh.... sungguh hina menurutku
Sungguh licik
Tak semudah itu
Menggoda, merayu
Aku tetap terpaku
Mengagungkan kebesaran Tuhanku
TANGISAN MANUSIA
Di istana kumuh
Mereka singgah
Menanti arti keputusan
Dihadapan sang Qodhi
Meraka menjerit kesusahan
Seraya menyesali diri
Tapi suara mereka tak dihiraukan
Meraka tk mampu meminta perlindungan
Meraka tak mampu lari dari kenyataan
Bahkan meraka tak mampu menjual
Kebaikan
Tangisan mereka menantikan Pendengaran
Tanpa suatu perlindungan
Lunglai terbakar badan mereka
Tangisan mereka menyayat sedih
Dari manusia manusia yang kejih
Yang lupa pada janji
Yang jauh pada tuntunan ilahi
CINTA RASUL
Banyak dari mereka
Dengan sentuhan keimanan
Terungkap dari bibir mereka
Terkagum
Kaki membengkak
Air suci bercucuran
Semua itu terkalahkan
Tanpa sedikit keinginan
Balas kasih sayang
Kita patut
Membuka mulut manis
Bersenandung irama Rasulku
Itu tak cukup
Ah.... itu masih kecil
Kuikuti ucapan santun
Ketetepan tulus, budi sejati
Itu juga masih kecil
SURGA
Mata belum pernah melihat
Kenikmatan menyatu
Hati belum pernah merasakan
Kau terahasia dari kebenaran
Bagimu diruju pada seriap insan
Ada yang tuntas sampai harapan
Ada yang terjungkal rayuan setan
Segala macam terpenuhi
Segala macam pesanan
Sang permaisuri menghampiri
Sang bidadari yg belum tercemari
Itu suguhan yang sangat kecil
Itu diberikan pada setiap insan
Yang selamat dari cengkraman
Memenuhi tuntunan tuhan
Yang meninggalkan kemadhorotan
Yang beramal kebaikan
Yang berpegang keimanan
SURGA DI TELAPAK KAKI IBU
Panas menghunus
Manusia terletak tak berdaya
Merintih sakit panas membara
Menyesal tiada arti
Berbaik tiada guna
Hati mati tanpa di sadari
Terjerumus rayuan setan
Sang iblis menari
Menyebarkan kepalsuan
Menari menyuguhkan kepalsuan
Disangka kesenangan
Namun akhirnya kesakitan
Penjaga murka membara
Membuang bahan bakar membara
Wajah bengis tanpa rasa
Tiada ampun tiada kata
Manusia bergelimit cari hati
Hilang musnah hati berduri
Kesengsaraan manusia panas terasa
Darah, nanah santapan manusia
DARAH BIRU
Darah biru....
Hanya karena istilah itu
Derajat manusia jadi layu
Tetapi ....
Darah biru cuma merayu
Bagai menawarkan songkok baju
Aku termangu
Mengapa istilah itu semakin membantu
Padahal.....
Darah biru bahasa baru
Dari golongan orang seru
Darah biru disanjung rakyat
Walaupun sampai pada hari kiamat
Orang semakin sesat kena perangkap
Tak mungkin terobati oleh jeritan rakyat
Karena orang ingin selamat
Dari golongan orang melarat
AKU
Andaikan saja aku
Datang waktu padaku
Tak mungkin mereka mampu
Membalut lukaku
Aku manusia jalang
Dari kumpulan orang bujang
Tapi jangan anggap
Aku tak mampu
Membalut kesedihan mu
Lalu apa bedanya engkau dengan hantu
Yang sering kau kutuk itu
Aku tetap bangkit
Kau tetap melejit
Biar mereka membenciku
Aku tetap pada karirku
Sampai pada akhir penderitaanku
CINTA ALLOH
Sinar kemilau menyentuhku
Ketika aku duduk terpaku
Mengagungkan nama Tuhanku
Seraya itu
Bisikan merdu bernada rayu
Mengajakku
Oh.... sungguh hina menurutku
Sungguh licik
Tak semudah itu
Menggoda, merayu
Aku tetap terpaku
Mengagungkan kebesaran Tuhanku
TANGISAN MANUSIA
Di istana kumuh
Mereka singgah
Menanti arti keputusan
Dihadapan sang Qodhi
Meraka menjerit kesusahan
Seraya menyesali diri
Tapi suara mereka tak dihiraukan
Meraka tk mampu meminta perlindungan
Meraka tak mampu lari dari kenyataan
Bahkan meraka tak mampu menjual
Kebaikan
Tangisan mereka menantikan Pendengaran
Tanpa suatu perlindungan
Lunglai terbakar badan mereka
Tangisan mereka menyayat sedih
Dari manusia manusia yang kejih
Yang lupa pada janji
Yang jauh pada tuntunan ilahi
CINTA RASUL
Banyak dari mereka
Dengan sentuhan keimanan
Terungkap dari bibir mereka
Terkagum
Kaki membengkak
Air suci bercucuran
Semua itu terkalahkan
Tanpa sedikit keinginan
Balas kasih sayang
Kita patut
Membuka mulut manis
Bersenandung irama Rasulku
Itu tak cukup
Ah.... itu masih kecil
Kuikuti ucapan santun
Ketetepan tulus, budi sejati
Itu juga masih kecil
SURGA
Mata belum pernah melihat
Kenikmatan menyatu
Hati belum pernah merasakan
Kau terahasia dari kebenaran
Bagimu diruju pada seriap insan
Ada yang tuntas sampai harapan
Ada yang terjungkal rayuan setan
Segala macam terpenuhi
Segala macam pesanan
Sang permaisuri menghampiri
Sang bidadari yg belum tercemari
Itu suguhan yang sangat kecil
Itu diberikan pada setiap insan
Yang selamat dari cengkraman
Memenuhi tuntunan tuhan
Yang meninggalkan kemadhorotan
Yang beramal kebaikan
Yang berpegang keimanan
SURGA DI TELAPAK KAKI IBU
Sangat mulia
Meraka merawat menghidupimu
Membesarkan
Engkau cuma mau
Air manis pengikat hati
Sungguh berat beban itu
Sungguh mulia kalau engkau muliakan
Sungguh hina kalu engkau durhaka
Sungguh pantas penghargaan sejati
Dari sang maha suci
Surga mengalir
Dari sela kali Ibu yang suci
DI HARI ITU
Dihari itu
Kan datang saatnya
Diterpa seruling isrofil
Manusia bagaikan kapas dan, kerikil
Bersantapan.....
Manusia kebingungan
Tak tahu kemana menyelamatkan
Manusia tidak mampu
Lari dari kenyataan
Banyak pecundang
Menawarkan kebaikan pada sang Tuhan
Tetapi.....
Tak ada harapan
Gunung besar beterbangan
Menindih manusia kepincangan
Hancur lebur sang alam
PIKIRAN KOTOR
Engkau coba kelabuhi
Diriku yang sedang merenung
Dengan imbalan kepuasan
Impian sebentar
Kenikmatan sesaat
Itu yang kau upamakan
Engkau akan takluk
Mati dan terpedaya
Itu imanmu kalah
Engkau menjauh
Menantang dan mengusir
Itu imanmu yang mendekat
KARUNIA
Jika kawan menerawang
Tentulah kawan terbang
Atas nukmat dari tuhan
Mengalir baik air gunung, ditepi jurang
Berlabuh deras
Diantara bantuan cadas
Cobalah tuan pikirkan
Karunia dari tuhan
Tanpa bosan
Tuhan memberikan
Namun kawan lari dari kenyataan
Cobalah anda membuka diri
Pasti anda tahu diri
Pencuri pun.....
Masih dikasih hati
Padahal....
Yang lari dari kenyataan
Yang selalu menabur benih kedosaan
Puisi Islam Selanjutnya